Jumat, 16 Maret 2012

Sad Love Story

“Sad Love Story”, Drama Korea


13295411141877201524
Image- Google
Drama korea yang satu ini tayang sejak tahun 2005, tetapi aku baru dapat menontonnya di televisi walau bukan dari saluran televisi Indonesia pada awal 2006. Aku masih ingat pada waktu itu saya masih SMP dan kegiatan saya pagi sampai sore di sekolah karena persiapan UAN. Padahal drama ini main jam 17.oo WIB. Jika sudah pulang sekolah, saya harus berlari-lari dari sekolah mencari bus untuk pulang agar cepat sampai rumah hanya untuk menonton drama ini. Sayang sekali, terkadang aku tidak bisa menonton utuh drama ini, terkadang akutelat 15 menit padahal drama itu tayang dengan durasi 1 jam saja ditambah lagi mesti mengalah dengan antrian iklan yang menghalangi aku  menikmati drama ini. Jika sudah sampai aku langsung menyetelnya tanpa ganti pakaian dulu.
Ah, aku sungguh sangat mencintai drama ini, walaupun kala itu aku masih SMP tapi tak pernah lupa bahkan saya menontonnya kembali, kok!. Ada sich yang lainnya contohnya Endless Love atau Princess Hour. Tetapi drama ini beda, bukan sekedar roman picisan menggambarkan sebuah kesetiaan dalam percintaan dan persahabatan. Oh, so sweet… :))
Drama yang berjudul Sad Love Story atau judul aslinya “Seulpeun Yeonga”. Sesuai dengan judul, drama ini sedih sekali. Entah kenapa kisah-kisah yang sedihlah yang sangat saya sukai. Aneh bagi saya jika seseorang sangat kecewa akan sebuah kisah karena kisah yang dibacanya atau ditontonnya terlalu sedih. Kalau tak mau kisah sedih sebaiknya menonton kisah Indonesia saja. Hahaha…
Kisah di drama ini adalah tentang seorang lelaki (Juun Young) dan perempuan buta (Hae-in) yang sudah saling kenal saat masih kecil dan saling mencintai. Tetapi kerasnya hidup harus memisahkan mereka, bibinya si Hae In yang tergiur menikah dengan bule akhirnya harus pindah ke Amerika meninggalkan si lelaki miskin sendiri di Korsel. Mereka saling berkiriman surat tetapi karena Hae In maka kertas putih diganti mereka menjadi sebuah kaset yang di dalamnya sudah ada suara rekaman masing-masing (Saya sangat suka adegan ini). . Jun Young yang bercita-cita menjadi penggubah lagu dan si Hae In bercita-cita menjadi penyanyi. Akhirnya keduanya telah meraih cita-citanya masing-masing. Akhirnya mereka reuni tetapi reuni itu adalah reuni yang menyedihkan, si Haein ternyata sudah menjalani operasi mata dan bisa melihat tetapi kini berpacaran dengan sahabat dekat si Jun Young yang bernama Gun Woo. Akhirnya terjadilah cinta segitiga. So sad!
Ending dari kisah ini adalah si pria akhirnya mati karena menyelamatkan sahabatnya dari tembakan dari pembunuh bayaran kakak ipar sahabatnya. Dia mati tepat di depan Hae-in yang sedang konser. Drama ini diperankan oleh Kwan Sang Woo (Joon Young), Kim Hee-Sun (Hae In), Yun Jung Hoon (Gun Woo). Sebenarnya Song Seung Heon yang menjadi Goon woo tapi karena wajib militer maka digantikan dengan Yun Jung Hoon.
Drama Korea Vs. Sinetron Indonesia??? -_-
Kisah yang menyedihkan aku akan  selalu menontonya sambil menangis tersedu-sedu (Lebay, yak!) Bukannya apa-apa, kisah ini dibangun oleh ide cerita yang sangat bagus menurut saya. Tertata sangat apik dengan episode 20. Coba bayangkan denga sinetron di Indonesia yang ga jelas kemana tujuannya episode yang beratus-ratus (Produsernya terlalu nafsu kali, yak?)
Judul dan isi dari drama ini juga saling berkorelasi. Sad Love Story maka kisah sedih yang ditampilkan. Sementara sinetron Indonesia? Hadaahhh… Judulnya aja mereka bikinnya kebingungan, mereka takut pada akhirnya tidak saling berhubungan akhirnya sekarang sinetron di Indonesia judul-judulnya bisa dikatakan judul “zona nyaman” contohnya: Cinta Fitri, Cinta Indah, Fathiyah dan lain sebagainya. Jadi kalau isi dari cerita nantinya ngalor ngidul yah judul ga bisa disalahkan dong. Hehehe…
Dan lagi drama ini memiliki theme song yang miris bila mendengarnya sangat tepat sekali dengan cerita dari drama ini. Bayangkan saja, saya mana mengerti bahasa korea tapi saya selalu sedih jika adegan tiap adegan dipadankan dengan theme songnya “Sarang Han Da Myun“, ada  satu lagi tapi aku lupa judulnya. Sementara Indonesia??? Suara drum aja yang kedengaran.
Kalau mimik wajah dari para pemain di drama “Sad Love Story” ini dapat banget sehingga orang yang menonton tidak akan kesal karena kelebayan si artisnya. Nah, kalau Indonesia??? -_-” Ga ngerti mau bilang apa. Over Voice melulu, omong-omong sendiri melulu kayak orang gila. Ah… Kenapa sich Indonesia ga bisa bikin sinetron kayak drama Korea???
Latar di drama ini juga keren-keren, sebuah desa yang keren pokoknya, pencahayaannya sendu sesuai dengan judul yang memang udah sendu, terus latarnya ga itu-itu aja ada di luar negeri ada di Seoul-nya ada di tempat konser dengan banyak penonton. Nah Indonesia??? Cari latar yang bagus mungkin atau apalah… Nah, ini apa yang ada coba? Latarnya itu-itu melulu. Rumah dijadikan rumah sakit atau mungkin dijadikan kantor polisi atau apalah. Dan kalo lagi ada konser-konseran di dalam sinetronnya  maka hanya beberapa orang saja yang dijadikan penonton. Sinetron Indonesia apa gak bisa terinspirasi dari film-film barat yak??? contohnya film “The Passion of Christ” yang melibatkan ribuan artis figuran. Ah, Indonesia… Payah!!! Sinetron Indonesia juga jarang sekali ambil latar langsung di tengah jalanan ibukota. Mana pernah!!! Keseringan di gang-gang kecil terus dibikin antri beberapa mobil biar keliatan kayak jalanan raya. Ah, sinetron Indonesia mah kebanyakan manipulasinya. Gak asik!!!
Sinetron Indonesia baraninya di zona nyaman mulu… :’( Nekat dikit napa? Ah… Payah!!!
Thanks yuah udah baca…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar